Selamat Datang di Blog Suara Kenabian Ministry...

01 Oktober 2009

Terbakar Habis Di Sampit


Syukur kepada Tuhan dapat mengikuti Hari Nasional Kaum Wanita di Sampit. Peserta dari Pangkalan Bun berjumlah 10 orang yaitu: Ibu Ester, Ibu Sumarni, Ibu Tiorisma, Ibu Terry, Ibu Ivon, Ibu Ruly, Ibu wingo, Ibu Susi, Suryani dan saya sendiri. Saya melihat para peserta begitu bersemangat untuk menghadiri acara ini. Kami berangkat dari Pangkalan Bun jam 7 pagi namun bis yang kami naiki rusak sehingga harus menunggu perbaikan selama 2 jam baru melanjutkan perjalanan kembali ke Sampit untuk menghadiri acara tersebut. Pada pukul 13.00 wib kami tiba di terminal Sampit dan dijemput untuk menuju Hotel Permata indah. Panitia menyambut kami dengan baik dan membagikan kaos dan kamar bahkan langsung mengajak makan siang.


Peserta yang hadir pada acara ini terdiri dari berbagai utusan daerah seperti Kasongan, Palangka Raya, Nanga Bulik, Pangkalan Bun, Katingan, dan juga dari Sampit. Acara yang dihadiri pula oleh Ibu Ketua BPD Kalteng ini di layani oleh 2 pembicara, yaitu Ibu Ilse Liem dari Salatiga dan Ibu Ema Roselim dari Jakarta. Akhirnya acara pun dibuka pada pukul 14.00 wib. Luar biasanya para peserta dari pangkalan Bun yang baru tiba tampak tidak kenal lelah untuk mengikutinya, bahkan setelah acara pembukaan selesai kami tidak mempunyai waktu lagi Istirahat karena langsung bersiap-siap untuk KKR. Berhubung acara KKR diadakan di Gereja GSJA Sampit, semua peserta harus dijemput dari hotel Permata Indah ke lokasi GSJA Sampit. Acara KKR di mulai pukul 17.00-19.00 WIB dengan tema “TERBAKAR HABIS“. Setelah selesai KKR, semua peserta makan malam bersama, sambil menikmati kebersamaan antar peserta dari masing-masing perwakilan.


Keesokan harinya kami bergabung dalam seminar bagian pertama dengan tema “WANITA BERHARGA DI MATA TUHAN“. Session ini memberikan pelajaran bernilai mengenai bagaimana menjadi wanita yang berharga di mata Tuhan sejak penciptaan. Kemudian dalam session ke-2 dibicarakan mengenai “WANITA MENJADI BERKAT“. Kami belajar bagaimana wanita harus menjadi berkat bagi keluarga, sesama dan juga dirinya sendiri. Pada malam hari KKR kembali diadakan. Tema yang dibawakan adalah “LEBIH DARI PEMENANG”. Dan keesokan harinya (session ke-3) tema yang dibawakan adalah “WANITA BERKARAKTER KRISTUS” yang dilanjutkan dengan pelatihan ketrampilan seperti membuat pudding dan merias wajah. Akhirnya acarapun selesai, kami makan siang dan bersiap-siap kembali ke Pangkalan Bun.


Dari serangkaian acara tersebut, saya melihat semua peserta Harnas Kaum Wanita begitu bersemangat mengikutinya. Saya secara pribadi sebenarnya di saamping mengikuti acara juga memiliki tujuan untuk bertemu dengan salah satu pembicaranya yang merupakan mantan dosen saya dari STT Berea Salatiga yaitu Ibu Ilse Liem. Saya begitu bergembira karena akan mendengarkan Firman Tuhan yang disampaikan olehnya. Namun Tuhan berkehendak lain, ternyata ibu Ilse tidak dapat melayani karena sakit. Ia kaget melihat kota Sampit yang penuh dengan kabut asap. Saya mengunjunginya di kamar dan melihatnya tidak bisa berbuat apa-apa karena penyakitnya yang parah. Dia berkata: “Pelita, ibu tidak bisa berbuat apa-apa doakan ibu”. Saya hanya bisa berdoa buat ibu Ilse supaya cepat sembuh.


Akibat Ibu Ilse Liem yang sakit parah pada waktu itu, menyebabkan pembicara utamanya adalah ibu Ema dimana ia harus berbicara terus menerus, namun berkat Tuhan tetap dinyatakan. Saya mengikuti acara demi acara dan memperoleh begitu banyak berkat di dalamnya. Demikian juga semua peserta lainnya mendapatkan banyak berkat melalui seminar dan KKR. Dalam acara ini saya belajar bagaimana harus menjadi berkat bagi wanita yang lain dan menjadi wanita berharga di mata Tuhan (“KARENA TUHAN MENCIPTAKAN WANITA SANGAT UNIK”). Saya pun belajar bagaimana menjadi wanita yang berkarakter Kristus. (“MENJADI WANITA BERKARAKTER KRISTUS, AKAN DIPEROLEH TIDAK SECARA TIBA-TIBA, TETAPI MEMBUTUHKAN PERJUANGAN YANG TERUS–MENERUS SEPANJANG UMUR HIDUP KITA). Dan semua yang saya dapat dalam KKR dan Seminar “Terbakar Habis” sangat bermanfaat untuk pelayanan dan kehidupan sehari-hari. Saya percaya bahwa peserta lainya juga mendapatkan berkat yang sama dari acara tersebut.


Saya sempat bertanya kepada seorang peserta dari Pangkalan Bun yang mengikuti acara ini mengenai berkat apa yang diperoleh. Dia berkata bahwa sekarang bisa mengevaluasi kondisi rumah tangganya dan tenyata banyak hal yang harus ditingkatkan serta lebih di perhatikan. Misalnya dalam hal memperhatikan penampilan suami, sebab selama ini telah menjadi istri yang tidak terlalu peduli dengan penampilan suaminya dalam hal berpakaian. Bahkan selama ini suaminya yang selalu memilih dan menyetrika pakaiannya sendiri. Sekarang dia sebagai seorang istri, mulai memperhatikan penampilan suaminya. Dia tahu bahwa seorang istri juga harus mendampingi suami dalam hal sosial juga seperti membawa diri dalam hubungan sosial dengan teman-teman suaminya.


Berhubung sangat baiknya acara ini untuk diikuti, saya menghimbau para Kaum Wanita yang tidak sempat mengikutinya agar memiliki kerinduan untuk mengikuti acara seperti ini di kemudian hari, karena banyak sekali berkat yang akan kita dapatkan di dalamnya. Terima kasih juga untuk GSJA Sampit yang telah memfasilitasi hingga terlaksananya acara ini. Demikian kesaksian saya. Tuhan Yesus berkati.




Pelita Arisandi



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tolong tinggalkan komentar di bawah ini...